Jumat, 07 Juli 2017

Awal yang baru, Tokyo 2017

Akhirnya saya akan pergi meninggalkan Indonesia dan memulai kehidupan baru di Jepang. Pada awalnya saya sebenarnya tidak sebegitu sukanya terhadap hal yang kejepang-jepangan meskipun sejak kecil saya sudah jatuh cinta kepada kebudayaan tradisional Jepang dan juga pengaruh acara kartun di minggu pagi dari jam 5 pagi hingga 12 siang di 2 stasiun TV yang sebagian merupakan acara yang diimpor dari Jepang, tapi tidak pernah terpikir oleh saya untuk tinggal di Jepang.

Segalanya berubah sejak saya memutuskan untuk berlibur ke Jepang tepatnya kota Kyoto dan juga Osaka pada tahun 2014 silam. Sejak saat itu saya merasakan keterikatan spiritual, udara yang segar untuk dihirup meskipun di daerah perkotaan, jalanan yang bahkan tidak berdebu, rakyat yang hidup berdampingan dengan rapih dan harmonis, lengkapnya infrastruktur untuk kepentingan publik, dan bangunan stasiun kereta api yang kolosal. Sejak hari itu saya bertekad untuk bisa berdomisili di Jepang.

Namun meskipun begitu saya harus menunggu hingga 3 tahun untuk merealisasikan mimpi tersebut. Tidak lama setelah saya berlibur ke Jepang, saya mengalami depresi mental yang lumayan berat. Tidak banyak yang tahu sebelum saya menuliskannya di sini, tapi di tahun 2015 dan 2016 saya sempat serius untuk melakukan, yah tahulah apa, tidak perlu saya tulis, penyebabnya karena masalah spele dan klasik, perempuan. Pendidikan saya yang seharusnya selesai tahun 2014 juga ikut terganggu karena hal tersebut. Tetapi sebenarnya ada hal lain yang menyebabkan mental saya turun di dua tahun tersebut, hilangnya kepercayaan diri, rasa malas yang merupakan kebiasaan buruk saya sejak lahir, dan juga standar hidup yang buruk akibat saya mengurung diri hampir di seluruh tahun-tahun tersebut.

Sebagai seorang manusia, akhirnya saya merasa bosan akan hal tersebut, saya memutuskan untuk menyelesaikan skripsi saya hanya dalam kurun waktu 3 hari saja, dan akhirnya biarpun hasilnya tidak memuaskan saya dinyatakan lulus pada tanggal 10 Februari 2017 dengan masa kuliah 6 tahun 6 bulan, atau 6 bulan lebih cepat sebelum saya dinyatakan drop out.

Pada saat ini meskipun penyakit mental yang saya derita masih belum sembuh benar, saya sudah melewati hal yang terburuk. Tidak ada lagi beban pikiran yang menghantui saya, kecemasan tiba-tiba di malam hari yang membuat saya tidak tidur hingga mencapai 3 hari pun tidak lagi saya derita, kepercayaan diri saya pun meningkat berkat orang-orang dekat yang masih percaya dan menganggap saya hebat, meskipun sekarang ini kata paling tepat untuk mendeskripsikan saya adalah... pecundang. Tapi saya bahkan belum mencapai 25 tahun, belum terlalu telat untuk memulai dari awal.

Tiba di akhir tulisan, saya akan pergi tinggal di negara yang membuat saya jatuh cinta mulai tanggal 12 Juli 2017, saya tidak tahu apa saja hal yang akan saya dapatkan di negara tersebut, tapi setidaknya pasti lebih baik dari apa yang saya terima dari pemerintahan negara dunia ketiga yang saya tinggali sejak lahir ini.

Maaf jadi curhat gini,
salam,

Riduch